Rabu, 27 Mei 2009

Budaya Disiplin Menangkal Korupsi

Perjalanan sejarah bangsa Indonesia yang sudah 63 tahun merdeka, masih tetap berjalan terseok-seok ditempa berbagai macam krisis. Krisispun tidak pandang bulu mulai dari krisis moneter,menjalan menjadi krisis ekonomi, krisis kepemimpinan, krisis kepercayaan dan terus menjalar bagaikan virus terus menebar penyakit, sekarang krisis moral sudah menjangkit umat manusia.Korupsi di Negeri yang dulu pernah mendapat julukan gemah ripah loh jinawi hanyalah isapan jempol dan mimpi. Betapa tidak korupsi yang diibaratkan monster yang sangat menakutkan sampai detik ini masih melanda negeri Indonesia,dan termasuk juga melanda bangsa-bangsa lain di seluruh dunia.Korupsi masih kita temukan dimana-mana.coba tengok sepak terjang lembaga yang bernama KPK (Komisi Pemberantasan Korupsi) sejak dibentuknya lembaga ini,gebrakan spektakuler dengan mempertontonkan tajinya melibas para koruptor,dan menjebloskan mereka ke jeruji tahanan patut kita acungi jempol.Sehingga banyak para koruptor,atau calon koruptor menjadi keder dan ciut nyalinya terhadap sepak terjang dari KPK.

Masalah korupsi langkah yang sangat penting dilakukan adalah dengan penegakan supremasi hukum.Tanpa adanya penegakan hukum korupsi akan tetap hidup dan menggurita.namun yang menjadi pertanyaan adalah kenapa orang-orang Indonesia mudah terlibat korupsi ? pertanyaan inilah yang sangat sulit menemukan jawabannya. Namun yang perlu dicermati terkait tentang korupsi,adalah beberapa hal.

Pertama mental yan lemah banyak para pejabat di negara Indonesia tidak memiliki basic mental yang kokoh.yang ujung ujungnya dalam penyususnan anggaran banyak terjebak terserang virus KKN (Korupsi,Kolusi,Nepotisme) mark up anggaran,penyusunan anggaran fiktif,dan kolusi terkait pengadaan barang/jasa dan lain-lain sangat rawan terjangkit penyakit kronis korupsi.Disini dibutuhkan mental yang sangat kuat dalam membentengi agar tidak terjangkit virus tersebut.namun boro boro mencari orang yang bermental kuat ,jaman sekarang sangat sulit ,karena hampir sebagian masyarakat di zaman yang serba edan ini terjangkit korupsi.mulai dari korupsi yang kelas teri,kelas menengah,dan ada yang korupsi kelas jumbo.

Kedua Budaya Disiplin, Berbicara budaya disiplin erat kaitannya dengan SDM atau (sumber daya manusia) untuk menegakkan disiplin masyarakat harus dimulai dari skala individu,keluarga,kelompok masyarakat,sampai kelompok berbangsa dan bernegara. Disini disiplin harus dibudayakan disegala bidang,tempat,ruang,dan waktu, dalam bentuk menghargai waktu,tugas dan tanggung jawab komitmen atau janji.Disiplin disini harus ditanamkan sejak usia dini sehingga mereka memiliki tugas dan tanggung jawab serta dapat menilai mana yang baik dan yang buruk,termasuk juga dengan urusan korupsi yang menjadi biang kerok bobroknya sebuah negara. Kalau budaya disiplin sudah terpancar dari hati sanubari otomatis urusan korupsi dapat diminimalisir

Ketiga Komitmen . Berbicara tentang komitmen erat hubungannya dengan prilaku seorang manusia,dan prilaku manusia membutuhkan proses perjuangan yang pajang.Tak jarang manusia di zaman kaliyuga ini berpikiran instan,namun jika manusia memiliki dasar komitmen yang kuat sebagai tembok pelindung akan sulit diterobos oleh siapa saja termasuk hasutan setan yang bernama korupsi.Namun untuk menyalahkan masyarakat Indonesia yang sering terlibat korupsi sangat sulit dilakukan,coba kita sodorkan pertanyaan kepada hati sanubari kita ”pernahkah kita melakukan korupsi”? Dari sanalah baru akan kita dapat menjawab permasalahan korupsi.Marilah kita bersama-sama meningkatkan disiplin yang tinggi dan menjaga budaya malu,merampok uang negara,dan memeras uang rakyat,agar julukan masyarakat Indonesia sering terlibat korupsi perlahan lahan dapat memudar.Mari kita tunjukkan langkah nyata,bahwa kita mencintai tanah air kita dengan tidak ikut-ikutan melakukan korupsi.


Penulis

Aktifis LSM, Peneliti di Bali Research Advocacy Centre

Ketua Lembaga Perlindungan Konsumen Bali

Tidak ada komentar:

Posting Komentar